Ini sekalian ngerjain tugas bioindustri, pembuatan asinan yang merupakan makanan khas bogor... :)
Proses
Pembuatan Kubis Asam
Sauerkraut pada
dasarnya adalah kubis asam. Kubis dibersihkan dari bagian yang hijau, rusak
atau yang kotor, dicuci dan kemudian diiris kecil-kecil selebar + 1 mm. Bagian tengah
(core) kubis dapat dibuang atau dibiarkan sebelum pemotongan kecil-kecil.
Irisan kubis ini kemudian dimasukkan ke dalam tempat atau tangki yang
selanjutnya ditambahkan 2,25% garam dan diaduk serata mungkin. Cairan akan
diserap keluar dari irisan-irisan kubis segera sesudah garam ditambahkan, dan
larutan garam mulai terbentuk yang dapat menutupi irisan-irisan kubis. Tangki
kemudian ditutup dengan lembaran plastik yang cukup lebar untuk menutupi juga
bagian tepi dari tong. Air dimasukkan ke dalam lembaran ini yang berfungsi
sebagai pemberat dan penutup yang efektif. Berat dari pada air pada penutup
menyebabkan irisan kubis terendam. Tidak tercelupnya kubis dalam larutan garam
selama fermentasi mengakibatkan pertumbuhan khamir dan kapang pada permukaan yang
menimbulkan flavor yang tidak diinginkan yang dapat masuk ke dalam seluruh
sauerkraut menghasilkan produk yang lunak dan berwarna gelap.
Adapun tahapan
pelaksanaan sebelum fermentasi :
Tahap 1. Kubis dibelah
Tahap 2. Kubis diiris Tipis
Tahap 3. Diberi garam kasar
Tahap 4. Irisan kubis diaduk dengan
garam
Tahap 5. Irisan Kubis dimasukkan ke
dalam wadah
Tahap 6. Bagian atas diberi pemberat,
ditutup dan difermentasi
Fermentasi dilakukan selama 3 hari. Irisan-irisan
kubis yang telah menjadi sauerkraut diangkat dan dipisahkan dari larutan garamnya.
Sauerkraut yang diperoleh dapat dikonsumsi langsung, diolah lebih lanjut sebagai
bahan pencampur asinan buah. Jika ingin disimpan lama dikalengkan/dibotolkan dengan
menggunakan larutan garam perendam konsentrasi 1,5%. Sauerkraut dalam kaleng/botol
perlu disterilkan pada air mendidih selama 30 menit.
Proses Pembuatan Sawi Asin
Sawi asin dibuat dari
sawi hijau/sawi pahit/jabung. Sesuai dengan namanya sawi asin ini mempunyai
rasa yang agak asin, berasa cuka dan sedikit alkohol. Mikroorganime yang
berperan dalam pembuatan sawi asin adalah jenis-jenis bakteri penghasil asam
laktat, seperti Lactobacillus cucumeris, Lactobacillus pentoaceticus dan Leuconostoc
mesenteroides. Sawi gelondongan dipotong-potong lembar demi lembar, dicuci dan
ditiriskan pada tampah. Sawi selanjutnya dilayukan yaitu dihamparkan di atas
tikar selama 12 jam pada suhu kamar atau jemur 2 jam disinar matahari. Sawi
yang layu diremas-remas dengan garam, kemudian digulung. Gulungan ini kemudian
diperas airnya sampai habis. Sementara itu, siapkan larutan perendam yaitu
garam 2,5% dari berat sawi dan gula pasir 1-3%.
Gulungan sawi disusun
dalam toples atau wadah lain kemudian direndam dengan larutan yang sudah
disiapkan. Supaya sawi tidak menyembul keluar, maka perlu diberikan pemberat
sehingga semua gulungan sawi terendam, Stoples ditutup rapat dan dibiarkan
fermentasi berjalan selama 2-3 hari. Setelah itu sawi siap untuk dimakan dalam keadaan
segar atau diolah menjadi asinan, ditumis, dan sebagainya. Ciri-ciri sawi asin
yang baik adalah mempunyai warna yang kekuningan, rasa enak, tekstur lunak, dan
bau yang sedap yaitu antara asam dan alkohol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar