Label

Minggu, 20 November 2011

Pengabdian Masyrakat ke Puraseda

Minggu yang sedikit mendung tidak menjadi alasan untuk membatalkan niat ikut turun desa dengan departemen pengabdian masyarakan HIMALOGIN. Pagi berangkat pukul 06.30 walau agak telat sedikit, hehehehehe...Setelah mempersiapkan barang-barang, kami berangkat menggunakan 2 angkot. Yang ikut turun desa ternyata tidak sebanyak yang ada di list. Kami hanya sekitar 20 orang berangkat menuju desa Puraseda. Desa yang terletak di kec. Luwiliang itu dapat diakses dengan naik angkot setengah perjalanan plus jalan kaki setengah perjalanan. Ada beberapa desa yang juga kami lewati. Kondisi alamnya masih sangat asri berbeda 180 derajat dengan bogor yang kita tau. Hamparan sawah membuat perjalanan tidak begitu membosankan. Rumah warga pun sangat sederhana, beberapa diantaranya masih menggunakan bilik bambu. Sedikit miris juga melihatnya, bersyukurlah kita yang memiliki tempat bernaung yang nyaman.

Setelah melewati jalan bergolak yang cukup panjang, sampai juga di tempat parkir angkot. Dari tempat parkir ke Desa Puraseda ternyata masih jauh. Beberapa teman yang minggu sebelumnya sudah ke desa tersebut menunjukkan rumah yang ada di sebrang tempat parkir, dan itulah lokasi desa Puraseda. Jangan dipikir desa itu hanya di sebrang jalan. Nyatanya desa itu di sebrang sawah plus sungai. Jadi untuk mencapai desa tersebut kami harus menyebrang sungai. Namun, dengan berbagai pertimbangan dan pendapat dosen, kami tidak menyebrang sungai melainkan mengambil jalan berputar. Jalannya jauh masuk gang kecil bahkan melewati teras rumah warga. Dan itu cukup membuat kaki saya pegal. Dengan perjuangan sampai juga akhirnya di Desa Puraseda yang dikelilingi hamparan sawah, bukit-bukit yang hijau dan sungai yang jernih.

Sekitar pukul 11.30 kami mulai kegiatan pengabdian masyarakat yaitu tentang pembuatan gula semut dan minuman empon-empon instan. Yang melatari kami memilih Puraseda karena desa ini merupakan desa penghasil gula aren yang cukup banyak. Beberapa warga ikut berpartisipasi dalam pembuatan gula semut ini. Sayangnya gula semut dan minuman empon-empon instan yang dibuat tidak dapat membentuk serbuk dan cendrung menggumpal. Kegagalan ini bisa terjadi karena gula aren yang digunakan kurang berkualitas dan suhu ruangan yang cepat dingin akibat turun hujan. Karena gula semutnya tidak jadi maka kita hanya membuat minuman yang siap diminum saja hehehehe....

Sekitar pukul 14.00 kami selesai, acara ditutup dengan pemberian sedikit bingkisan untuk warga. Kami bersiap-siap untuk pulang. Kami pulang ingin melewati sungai untuk menghemat waktu perjalanan. Ternyata akibat hujan air sungai meluap dan arusnya menjadi lebih besar. Ada beberapa orang yang membatalkan niat untuk menyebrang sungai dan memilih untuk mengambil jalan berputar. Beberapa orang lainnya termasuk saya dan dosen memutuskan menyebrang sungai setelah mendapat alur yang tidak terlalu dalam dan arusnya tidak kencang. Melihat dosen ikut menyebrang sungai membuat agak geli. Bukan karena meledek tapi tumben banget melihat dosen menggulung celana dan memutuskan untuk ikut turun ke sungai, sungguh luar biasa.

Pulang kembali ke kampus dan sepanjang perjalanan mengobrol dengan teman-teman sekedar menghilangkan lelah. Perjalanan cukup panjang sehingga celana yang tadinya basah karena menyebrang sungai menjadi agak kering. Akhirnya sampai kamar kos dan segera pesan makan karena kelaparan....

Pelajaran yang bisa diambil adalah Bersyukur atas apa yang kita miliki dan Bersyukur karena di bogor masih ada tempat yang asri.... ^_^

1 komentar: