Seperti ini harusnya menggunakan kamen |
Saya mengamati adanya perubahan cara berpakaian para pemudi Bali saat ke pura. Saya terkejut melihat tren yang sedang digemari oleh para remaja saat ke pura. Saya berpikir cara mereka menggunakan kebaya, kamen dan selendang sudah berbeda jauh dengan cara berpakaian saya. Kamen yang digunakan mulai disingsingkan naik yang membuat betisnya terlihat. Mereka seolah-olah lebih ingin menunjukkan lekukan tubuh dan keindahan betis dibandingkan dengan mengingat tujuan utama mereka berbusana untuk sembahyang ke pura. Saya merasa gaya berbusana ini kurang pantas karena mengganggu kenyamanan orang lain yang melihatnya apalagi para lelaki.
Ini bukan melarang mereka mengikuti tren berbusana tetapi harusnya mereka sadar dong kalau mereka sedang ingin beribadah, saya sendiri sebagai salah satu pemudi bali merasa risih melihat perubahan ini. Selama saya di Bogor, saat bersembahyang ke pura semua orang memiliki tata krama yang baik satu sama lain saling menghormati. Namun, mengapa saya merasa di Bali yang merupakan pusatnya agama hindu malah sedikit meremehkan tata krama. Ini mungkin saja terjadi karena pengaruh kebudayaan luar yang berdampak negatif.
Cara berpakaian ibu kita (sesuai dengan tata krama ke Pura) |
Semoga saja para pemudi Bali mau membaca tulisan ini dan mau merubah cara berpakaian mereka sesuai dengan tata krama dan etika ketika melakukan ibadah ke Pura. Saya juga berharap mereka mau menghargai diri mereka sendiri agar dihargai oleh orang lain. Bagi para pemudi yang masih memegang teguh cara berpakaian yang sesuai dengan etika pertahankanlah! Jangan sampai ada penilaian buruk terhadap pemudi Bali karena cara berpakaian ke Pura yang tidak sesuai dengan tata krama.
Setujuuu!!!! Adat budaya harus dijaga dan di junjung tinggi karena menyangkut moral yang luhur
BalasHapusIya ni... mereka harus mulai sadar dan menerima pengaruh luar dengan menyeleksi
BalasHapustyang sahre nggih...
BalasHapus